Sunday, March 23, 2008

Low back pain: have you ever had one?


Yes..it's the regular Sunday reflective session:)


Sudah lama saya tidak menulis di cyber journal saya ini. Saya selama 2 hari kemarin enggak bisa bangun, literally gak bisa bangun, bukan karena capek...tapi saya terkena low back pain. Jadi selama 2 hari sejak saya tidak bisa bangun, saya langsung mengistirahatkan otot saya dengan berbaring supaya low back pain saya tidak tambah parah dan menunggu sampai hari Sabtu dimana dokter specialist sudah praktek.

Mengerikan sekali dan saya tertekan juga pas saya coba bangun tapi gak bisa, karena otot saya langsung sakit sekali jika bangun. Tapi untungnya otak saya masih waras, dan saya istirahatkan langsung. Sayang juga, long weekend yang mustinya bisa saya nikmati tanpa keberadaan staff saya di apartment saya, malah harus saya nikmati dengan tidak beranjak dari posisi tidur selama 2 hari. Mau ke specialistpun tidak ada yg praktek karena libur nasional, dan harus menunggu 2 hari..it is a long weekend...but for me it's a long low back pain weekend...

Jadi, ceritanya begini..

Saya mahluk yang biasa berolahraga. Saya cinta olahraga. Nah saya biasa pergi workout di gym, di Celebrity Fitness di Pondok Indah Mall. Nah kalau itu sudah biasa buat saya. Nah satu hal yang sudah lama sekali tidak saya lakukan adalah latihan beban. Iya..saya biasa latihan beban. Dan latihan bebannya itu disebut Body Pump, itu nama kelasnya. Tapi sepertinya berhubung sudah lama saya tidak ikut, setelahnya saya merasa ada low back pain. Mana saya juga memakai hak tinggi dan saya selalu beres-beres sendiri di apartment saya ini. Kan saya gak pakai pembantu. Jadi suatu saat saya sudah ke dokter, saya akupuntur dan diberi obat. Ceritanya saya sudah merasa jauh mendingan lalu saya bersemangat membersihkan apartment saya mendorong dan menarik ini itu untuk bisa saya rapihkan dan bersihkan. Nah itu kira2 hari Kamis minggu ini. Yang lalu sorenya saya tambah sakit, dan saya rebahan dan tidak bisa bangun. Voila! Itulah akibatnya terlalu aktif...atau gak tau diri tepatnya...padahal mustinya jangan dipakai ini itu dulu. Jadilah selama 2 hari saya hanya bisa tidur..mengerikan sekali, cuma untung saya sabar juga..walaupun suntuk. Lalu Sabtu ini akhirnya saya ke dokter syaraf di Women and Children Hospital, buat janji dengan dokter Amendi...karena itu adalah dokter keluarga saya...saya dapat referensi dari tante saya yang memang bersahabat dengan Dr.Amendi.

Untung setelah diperiksa, masalahnya benar seperti perkiraan saya, bukan di tulang atau syaraf, tapi di otot. Ya berarti karena banyak faktor yang saya ceritakan tadi. Untung saya tahu diri ya, say langsung tidak bangun selama 2 hari...karena kalau tidak akan tambah parah. Saya juga melakukan self healing selama 2 hari tersebut, jadi saya yakin self healing saya membantu proses recovery..makanya dokternya dan susternya yang memeriksa saya merasa kondisi saya saat itu belum terlalu parah.Kata Dr.Mendi dan susternya namanya mbak Dian..biasanya rata-rata yang kesana sudah parah sekali...jadi kondisi saya masih belum parah...(dan bukankah itu bagus?).Kesimpulannya jadi selama 6 hari saya harus fisioterapi, melakukan gerakan-gerakan yang diberikan untuk membantu kesembuhan otot saya (sakit itu tetep ada olahraganya loh), ditambah beberapa pearutan yang harus saya taati apa yang tidak boleh dilakukan selama setidaknya beberapa bulan kedepan (termasuk tidak memakai sepatu berhak..huuu.huuu...)....dan saya tidak pakai obat . Syukurlah. Saya yakin ini semua juga terbantu karena teknik self healing yang saya jalani selama beberapa tahun ini. Jika ada yang mau tahu, self healing yang saya jalani saya pelajari dari seorang therapist yang merupakan sahabat saya sendiri, Reza Gunawan, yang biasanya menyelenggarakan workshop self healing ini. Jika mau tau, ini linknya http://www.truenaturehealing.net/

Kalau dipikir-pikir...kadang kita umumnya suka gak mendengarkan badan kita sendiri. Nunggu parah, baru deh ke dokter. Saya juga mendengar cerita keluarga saya yang rata-rata pernah mengalami hal ini, bahkan lebih parah lagi misalnya yang syarafnya kejepit. Diantara semua cerita tersebut, saya pikir saya sangat ringan dibanding mereka semua.


Mungkin kita musti punya sebuah pengertian baru dalam hal menjaga kesehatan:

- Kalau mulai merasa ada yang gak beres, jangan di cuekin tapi di rasakan dan diamati, kira-kira ada apa di badan kita. Dan jangan menunggu, jangan membantah perasaan sendiri, jangan juga membantah jika ada orang lain yang memberi masukan melihat kondisi kesehatan kita..karena sering kali kita tidak sadar dengan kondisi sendiri.

-Jika merasa ada yang gak nyaman dibadan, langsung dipikirkan kiranya apa yang bisa diambil langkahnya untuk mencegahnya bertambah parah, dan bagaimana cara menyembuhkannya.

-Beritahu ke orang terdekat, atau keluarga apa yang sedang dirasakan agar mereka bisa membantu mempercepat kesembuhan.

-Konsentrasi untuk sembuh dan jangan termakan cerita-cerita seram dari pengalaman orang-orang lain yang ceritanya jauh lebih parah dari sakit yan kita sedang alami. Biasa keluarga akan saling berbagi cerita betapa menyeramkannya pengalaman mereka dulu saat menjalani sakit yang sama dengan kadar parah yang tinggi. Tanpa mereka sadari, sebetulnya itu membuat kita jadi semakin ciut. (maksud mereka sebetulnya baik, untuk berbagi pengalaman, tapi kadang terlupakan bahwa hal tersebut sering membuat kita berpikir kita akan menjadi separah mereka..padahal gak begitukan) Jadi di sisi ini, jangan membuat cerita-cerita tersebut menjadi sugesti. COba tetap berpikir jernih (walaupun biasanya kalau lagi sakit, susah berpikir jernih), dan bayangkan hal-hal yang positif..coba pikirkan hal-hal yang menyenangkan..misalnya: nonton film yang lucu, baca buku, dengar music..bermain dengan BlackBerry kesayangan (inikan gak butuh bangun dari tempat tidur)

-Jika ada keluarga atau orang yang terdekat yang malah bikin be te, sebaiknya minta pihak lain atau bantuan dari keluarga lainnya untuk membuat suasana kita menjadi lebih ringan dan happy. Karena kesembuhan seseorang dipengaruhi dari faktor psikologi juga. Dan kadang ini hal yang tidak diperhatikan.

-Pada masa penyembuhan harus selalu disiplin menjalankan proses penyembuhannya, jangan nakal dan coba-coba melakukan hal yang bodoh yang bisa memperparah kondisi.


Naah..begitulah saran dari saya yang sampai sekarang masih 'menikmati' masa recovery saya:)

Satu hal lagi...biasanya saya sakit tapi saya gak terlihat seperti orang sakit. Dan kadang keluarga saya suka mempertanyakan 'kadar' dari sakit saya. Cuma saya pikir apakah 'penting' untuk menunjukan bahwa saya sedang sakit? Saya pikir sebaiknya saya berkonsentrasi ke menyembuhkan diri saya, dibanding berkonsentrasi menunjukan bahwa saya sakit. Saya merasa bahwa saya cukup memberikan keterangan apa yang saya rasa ke keluarga saya, selebihnya energi saya akan saya fokuskan untuk mempercepat recovery saya. Justru bukankah baik jika kita bisa menyikapinya dengan bijak dan gak menunggu sampai kita bener-bener menderita?

Saya rasa itu sebuah pengertian yang harus dirubah. Seseorang sakit, tidak harus terlihat sakit. But if you wish to do so, ya itu enggak apa-apa. Tapi hanya karena dia tidak terlihat sakit, sebetulnya bukan berarti dia sehat. Iya kan? Maksud saya, saya hanya memberi pengertian baru saja. Karena saya terbiasa kalau sakit memang gak kayak orang sakit. Tapi bukan berarti saya tidak harus menjalani masa recovery. Menurut saya, apa yang badan saya rasakan, itu bukanlah saya. Jika saya sakit, saya menderita. Tapi kan saya mahluk merdeka yang bisa menentukan apa yang mau saya fokuskan. Saya lebih memilih: oke saya sedang sakit dan tidak nyaman, dan saya akan melakukan hal yang saya perlukan untuk sembuh...tapi di sisi lain, saya juga masih memilih untuk bisa menjalani intuisi yang ingin saya punya saat itu. Walaupun enggak gampang untuk dicerna, yang saya boleh katakan adalah: apa yang saya rasa, bukanlah saya. Misalnya sekarang, saya sedang ada low back pain...ya saya sedang menderita low back pain, tapi low back pain bukanlah saya.

Atau misalnya saya sedang marah, tapi marah bukanlah saya. Atau saya sedang kecewa, tapi kecewa bukanlah saya. Saya memiliki will yang lain diatas apa yang saya rasa:)


Nahh, jadi beginilah oleh-oleh dari kejadian low back pain atau may I say..a long low back pain weekend.

Semoga cerita ini ada gunanya..tapi kalau gak ada..ya enggak apa-apa juga:)))


Berikut ini saya berikan link mengenai Low Back Pain....siapa tau ada yang ingin tahu mengenai low back pain ini..karena rata-rata ini hal yang umum diantara kita semua yang selalu bekerja.